PDM Kota Sungai Penuh - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Sungai Penuh
.: Home > Artikel

Homepage

Sekilas Muhammadiyah di Sungai Penuh Kerinci

.: Home > Artikel > PDM
02 Januari 2016 15:00 WIB
Dibaca: 1860
Penulis : Budhi Rio Temenggung

 

Masurai.com    |   Muhammadiyah pertama kali muncul di alam Kerinci tahun 1929. Tokoh yang pertama kali memperkenalkan organisasi ini adalah Buya Ibdamin seorang konsulat dari Minangkabau.

Buya Ibdamin berasal dari Riau, kedatangannya ke Sungai Penuh disambut hangat sejumlah tokoh ulama di Kota Sungai Penuh, tokoh dan ulama saat itu. Diantaranya tercatat Syekh H. Abdul Hamid KH.Adnan Thaib, H.Dahlan, H.Abdul Rauf, H,Abdul Aziz, Labai Said Maliki,St Rumah Panjang, dan Marah Bustami Bakri.

Bersama para ulama ulama buya Ibdamin memperkenalkan organisasi Muhammadiyah dan melakukan dakwah berjalan kaki dari satu dusun ke dusun yang lain mulai dari Siulak hingga ke Perentak (Merangin).

Kerja keras para ulama ini membuahkan hasil dengan terbentuknya Cabang Muhammadiyah pertama di Sungai Penuh (tahun 1931) dengan pimpinan /Ketua buya Labai Maain asal Bukittinggi.

Dua tahun kemudian jabatan Ketua Cabang Muhammadiyah Kerinci dijabat buya Sami Ibrahim, selanjutnya Jabatan ketua dijabat oleh Buya Zainal Abidin Suib (Buya ZAS)

Tahun 1943 Cabang Muhammadiyah Sungai Penuh dipimpin oleh Buya.M.Yunus. Di penghujung tahun 1943 Ketua Cabang Muhammadiyah dijabat oleh KH. Djanan Thaib Bakri. Dengan terbentuknya Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci tahun 1950, KH. Djanan Thaib Bakri memangku berbagai jabatan antara lain Ketua DPRD PSK- 1950-1953, Ketua Pemuda PSK 1953-1955.

Setelah Indonesia Merdeka tahun 1945 Buya Sami Ibrahim, kembali dari Padang ke Sungai Penuh, kedatangan beliau disambut dengan baik oleh KH Djanan Thaib Bakri, pada periode berikutnya kedua tokoh ulama ini giat melakukan upaya pengembangan Muhammadiyah dan melakukan Dakwah hingga pelosok pelosok alam Kerinci, pada masa itu hampir setiap dusun/desa memiliki pengurus ranting.

Drs. H. Idris Ibrahim (80 Tahun) tokoh Muhammadiyah Kerinci (Sanggaran Agung 2:3:2013) kehadiran Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah di alam Kerinci sangat mewarnai perkembangan kualitas pengamalan ilmu ilmu keagamaan, beberapa usaha telah dilakukan oleh Cabang Muhammadiyah Sungai Penuh dengan fokus kegiatan dibidang Pendidikan.

Beberapa amal usaha Muhammadiyah Kerinci sejak zaman Penjajajan Belanda dan Jepang adalah mendirikan Ibtidaiyah Muhammadiyah di Sungai Penuh pimpinan Labai Maain (1933), mendirikan Sekolah Dasar Muhammadiyah berbahasa Belanda ( Schakil School) yang dipimpin oleh Agussalam dan R.Sukoco Martowijoyo (1936).

Kemudian mendirikan Schakil School Muhammadiyah Pimpinan H. Hamid Arifin( 1940), mendirikan Tsanawiyah Muhammadiyah Pimpinan Ahmad Taher Hamidi (1942), mendirikan Ibtidaiyah di Lolo pimpinan Miftah Yunus dan melakukan berbagai kegiatan pengabdian sosial kemasyarakatan.

 

*****

 

Politik Etis yang dicetuskan sendiri oleh kalangan inteletual kolonial Belanda juga turut mendorong pendidikan kaum bumiputera di Kerinci. Awalnya hanya ada sebuah sekolah rakyat kelas dua yang disebut Twede School di Kerinci.

Penyelenggaran pendidikan saat itu hanya dilakukan oleh seorang guru sekaligus menjadi kepala sekolah dengan dibantu 3 orang guru bantu. Sesudah tahun 1910 Sekolah Rakyat berkembang menjadi 18 buah.

Menurut KH.Zainuddin Ismail (77 tahun)-salah seorang yang termasuk menggagas pendidikan di Sungai Penuh-pada tahun 1920 saat alam Kerinci masih dikuasai oleh Kolonial Belanda hanya ada satu sekolah tingkat dasar milik pemerintah.

H.Siin Thaher bersama beberapa orang tokoh menggagas pendirian sebuah Yayasan Pendidikan yang diberi nama “Krintji Institut” yang bergerak dalam bidang Penddikan Sekolah Rakyat yang kemudian membentuk sebuah sekolah yang disebut HIS swasta.

Pemerintah Belanda pada masa itu mendirikan Sekolah Rakyat 3 tahun (Volkschool)- lulusan sekolah ini dapat melanjutkan ke sekolah sambungan (vervolkschool) dengan lama belajar 2 tahun. Sekolah milik pemerintah yang lain adalah Shcakelschool dan meisjescholl (sebuah lembaga pendidikan untuk kaum perempuan).

Pada masa itu di Sungai Penuh terdapat sebuah sekolah Schakelschool yang dikelola oleh Pengurus Muhamadiyah Kerinci. Lembaga pendidikan ini menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Selain Muhamadiyah, PERTI juga banyak mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Ibtidaiyah dan Tsanaiwiyah, diantara lembaga pendidikan yang didirikan itu juga terdapat sebuah Lembaga Pendidikan Modren Thawalib Islamiyah di Hamparan Rawang.

Pada dekade tahun 1915-1920 an di larik pantai Dusun Sungai Penuh terdapat bangunan “Surau atap ijuk”, sebuah tempat pengajian ilmu-ilmu agama Islam yang dipimpin oleh Syech Abdul Hamid seorang ulama yang berasal dari Padang Panjang.

Diantara santri/murid pertama tercatat nama Mayor Jenderal. H.A. Thalib. Pada masa selanjutnya A.Thalib belajar mengaji pada Abdullah Kembang seorang ulama
yang terkenal pada saat itu. Abdullah Kembang dikenal sebagai tokoh ulama yang memiliki pengetahuan agama dan pandangan luas itu mendirikan sekolah mengaji bernama” As-Sautul Haqqu”(suara kebenaran).

Selain menguasai ilmu agama buya Abdullah Kembang juga menguasai ilmu bela diri silat, seni musik,seni sastra (drama) dan beliau mahir berbahasa Belanda. Pada masa itu selain surau atap Ijuk di Larik Pantai, juga terdapat Surau Batu di Larik Tengah (Pemangku Rajo) Surau Perdamaian di Larik Darat (Dasira) dan Surau Baitul Amal di Dusun Baru

Pada tahun 1920 an untuk pertama kali dibuka sekolah HIS swasta, salah seorang perintisnya ialah guru Hardito dibantu beberapa orang teman temannya termasuk Siin Thaher.

Hardito adalah seorang pemuda dari Jawa yang datang ke Kerinci pada awal tahun 1920 an. Beliau adalah seorang aktivis Taman Siswa yang banyak berhubungan dengan orang orang Muhammadiyah. Beliau termasuk salah seorang yang dikirim ke luar Jawa untuk memajukan pendidikan di alam Kerinci.

Bersama tokoh tokoh Sungai Penuh ia mendirikan Kerintji Institute sebuah Yayasan yang bergerak dalam bidang Pendidikan. Selain aktif dunia pendidikan, Hardito dan kawan kawannya mendirikan organisasi kebudayaan sebuah organisasi luar sekolah yang bernama ’Krisma” atau disebut juga “Kerinci Maju” dengan ketuanya M. Kukuh.

Hardito juga membentuk Pandu Muhammadiyah, yaitu “Hisbul Wathan” (HW), Ketuanya pada waktu itu adalah Buya Rahmattun dan Adnan Thaib. Mereka yang menjadi murid murid tersebut dikemudian hari menjadi tokoh pejuang dan pemimpin di bumi Sakti Alam Kerinci, diantaranya adalah Mayor Jenderal.H/.A.Thalib, Zainal Abidin (Pejabat Imigrasi Pusat) H. Abdullah Hamid Arifin.

Dan pada saat itu A.Thalib memerintahkan stafnya untuk menjemput Sukoco, dan tiga tokoh tiga serangkai Hardito, A.Thalib dan Sukoco menyelenggarakan dan melengkapi kebutuhan sarana pendidikan dan merekrut beberapa orang guru diantaranya Hasan Basri
Basalamah, Azhar, Mohd Lepang.

Hasan Basri Basalamah seorang CPM dijemput di Bengkulu untuk membantu mengajar dan tetap menjadi CPM, Azhar seorang tamatan MULO dijemput di Inderapura, hanya Mohd Lepang yang saat itu berada di Sungai Penuh, pada waktu itu gedung tempat belajar menggunakan bekas rumah Kontrolir Belanda, SMP Sungai Penuh didirikan tahun 1948.

Murid-murid SMP tersebut umumnya adalah bekas murid HIS masa Belanda, diantara murid murid angkatan pertama itu antara lain adalah Idris Jakfar, Yakub Isman, Anas Rusli, Rusli Latif, Salam Karim, Hasyimi, dan lain-lain.

 

sumber: masurai.com


Tags: SejarahMuhammadiyahSungaiPenuh , Kerinci

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website